Malaysia, bumi pertiwi kita
Di tanah inilah aku korbankan segalanya
Parut ditubuh membuktikan keperitan itu
Pernah aku berlari di hutan tebal
Mencari kebebasan untuk bangsaku
Telah kususuri sungai itu
Cuba mendapatkan secubit rasa kemerdekaan
Waktu itu, tubuh penuh luka dan calar
Kesakitan itu hampir melemahkanku
Namun harus kuteruskan
Biar putih tulang jangan putih mata
Kusoroti kehidupan hari ini
Pedihnya hati.. Hanya Tuhan yang tahu
Hendak ditangisi hanya sia-sia
Tidak terbangun kota kita
Dengan tuding-menuding jari
Tidak tergapai bintang jika hanya dilihat
Mauduk bicaraku ini bukanlah kata dusta
Dengarlah putera puteri Malaysia
Jangan rebah menongkah arus dunia ini
Cakupilah ruang lingkup yang luas
Dengan wawasan dalam diri.
Ketika aku berkhayal memandang cakerawala
Aku cuba menjejakkan kaki di angkasa
Ternyata kutidak berdaya lagi
Hidupku telah dimamah usia
Tiada apa dapat kulakukan dengan kudrat tuaku
Hanya perasaan cinta kepada tanah air
Yang semakin menebal dijiwa
Amanah ini diberikan kepada bangsa pertiwiku
Seluruh harapan tergantung di bahumu.
Kemerdekaan yang kita nikmati hari ini
Adalah hasil perjuangan insan berani
Kini, kita tidak berjuang untuk merdeka
Tetapi kita berjuang mempertahankan kemerdekaan
Jika dahulu dengan keadaan hidup papa
kedana
Kemerdekaan bisa digenggam
Tepuk dada, dengan teknologi yang canggih dan
hebat
Mampukah kemerdekaan ini bertahan?
Kutinggalkan puisi ini kepada generasi baru
Andai mereka menggunakan akal
Pasti mereka mengerti bicaraku ini.
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.